Sabtu, 04 Agustus 2012

KISAH JIN IFRIT IKUT TENDER


Tidak hanya manusia, ternyata jin pun juga ikut kompetisi. Bisa jadi bila kita tidak selalu belajar, porsi usaha kita akan diambil oleh golongan jin. Ah mana bisa pak ? Mungkin begitu pertanyaan balik anda. Kalau anda masih ragu dengan pernyataan saya. Mari kita buka Al Quran, surat An Naml 27: 38-40. Anda pasti akan terkejut.Selain di Al Quran kisah ini juga digambarkan dalam Al Kitab.

Kisah ini sangat terkenal. Saat nabi Sulaiman ingin menaklukkan ratu Balqis dari negeri Saba. Cara yang ditempuh yakni ingin memindahkan singgasana ratu Balqis  dalam waktu dan tempo yang sesingkat-singkatnya. Untuk mewujudkan keinginannya, nabi Sulaiman mengadakan sayembara dihadapkan para menteri-menterinya. Kalau bahasa sekarang, melakukan  semacam tender. Siapa yang bisa memindahkan singgasana Balqis dalam waktu singkat ?

Tantangan ini disambut antusia. Tidak hanya manusia, namun jin pun ikut. Tidak tanggung-tanggung jin Ifrit menyanggupi dalam waktu sekejap, " Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum engkau berdiri dari tempat dudukmu. Sesungguhnya aku benar-benar KUAT untuk membawanya lagi dapat DIPERCAYA "

Mari kita perhatikan gaya jin Ifrit. Berjanji dapat memindahkan singgasana dalam waktu singkat. Sebelum nabi Sulaiman berdiri. Sungguh luar biasa. Menggambarkan bahwa saat itu tehnologi telah berkembang. Di samping itu, untuk menyakinkan nabi Sulaiman. JIn Ifirit menegaskan bahwa dirinya kuat dan dapat dipercaya. Bisakah jin Ifrit memenangkan sayembara ini ? Ternyata tidak. Anda peserta tender yang sanggup lebih cepat lagi. Siapakah dia ? 

Dalam Al Quran disebut sebagai Ahli Kitab. Dengan tegas Ahli Kitab menyatakan: " Aku akan datang membawa singgasana itu kepadamu, sebelum MATAMU berkedip ". Sungguh luar biasa.

Wirausahawan budiman. Hikmah apa yang dapat dipetik dari kisah di atas ? Pertama, biasakan melaksanakan tender atau penawaran untuk mendapatkan pasokan bahan baku dari supplier. Tujuannya agar kita mendapatkan barang yang berkualitas, dengan layanan cepat dan harga ekonomis.

Pelajaran kedua, dalam berbisnis kita harus mampu menyakinkan konsumen terhadap kemampuan diri kita atau manfaat produk kepada konsumen. Dengan sebuah janji. Namun janji itu tidak boleh sekedar bualan semata. Namun harus didukung dengan kemampuan yang riil. Pegang integritas.

Pelajaran ketiga, sehebat apapun golonga jin. Tetap masih hebat  manusia. Ahli kitab yang dimaksud dalam kisah itu dalam bahasa kita sekarang adalah orang yang memiliki kompetensi dan mampu bekerja secara profesional. Sayang saat ini Ahli Kitab maknanya dipersempit hanya menjadi orang yang ahli agama secara ritual semata.

Bagaimana dengan anda, setelah menyimak kisah di atas ? Pelajaran apa yang anda dapatkan ? 

2 komentar:

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
http://kerenwey.blogspot.com/2014/11/idrpokercom-agen-texas-poker-dan-domino.html mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.